Artificial
Intelligence (AI)
Nama :
Gati Pramukasari
NIM :
11150043
Nama Tugas :
Artificial Intelligence (AI)
Tempat Kuliah :
STMIK DCI Tasikmalaya
Nama Dosen :
Dr. Djadja Achmad Sardjana, ST, MM.
1. Menurut
saya bidang ilmu AI sangat berperan penting dalam kehidupan manusia.
Adanya
teknologipun sudah menjadi suatu kebutuhan bagi manusia, selain itu teknologi
juga memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, dan pengguna
teknologi tidak hanya dari kalangan atas tapi banyak pula para pengguna yang
berasal dari kalangan bawah.
Adanya AI
(Artificial Intelligence) memberikan banyak sekali manfaat bagi kita,bahkan
hampir semua aspek tak lepas dari AI.
Manfaat AI
(Artificial Intelligence) bagi setiap orang akan terasa berbeda, tergantung
kepada bagaimana cara pandang mereka atau di bidang apa pekerjaan mereka..
Contoh di
bidang pendidikan
dalam
pendidikan Artifcial Intelligence sangat berperan dalam menyampaikan
segala informasi dan pengelaman belajar yang akan membuat peoses belajar
mengajar lebih efektif.
dengan menggunakan media-media pembelajaran yang dikembangkan
dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik artifcial intelligence. Pebelajar
dapat belajar tanpa harus berhadapan langsung dengan guru, dan informasi dalam
media-media pendidikan tentunya akan lebih mempermudah dan meringankan tugas guru/pendidik
dalam mentransformasikan ilmu dan pengalaman belajar mereka terhadap peserta
didik.
2.
Kecerdasan Buatan atau Intelegensi
Artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence
atau hanya disingkat AI)
didefinisikan sebagai kecerdasan entitas
ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan
dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer)
agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.
Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang
yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku,
pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI
menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang
membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian,
perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan
pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti
itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada
penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering
digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang
telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video
game.
‘Kecerdasan buatan' ini bukan hanya ingin
mengerti apa itu sistem kecerdasan, tapi juga mengkonstruksinya.
Tidak ada definisi yang memuaskan untuk
'kecerdasan':
1. kecerdasan: kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan dan menggunakannya
2. atau kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh
sebuah 'Test Kecerdasan'
Kecerdasan
Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan
hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia (Rich and Knight [1991]).
AI adalah tingkah-laku mesin yang bila dilakukan mahluk
hidup dinamai kecerdasan
AI adalah ilmu atau rekayasa dari pembuatan mesin cerdas,
misal program komputer cerdas
Artificial
Intelligence (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi
pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan,
dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan
sejumlah aturan (Encyclopedia
Britannica).
3.
Salah
satu contoh perkembangan AI dalam dunia pendidikan adalah Intelligent Tutoring Systems (ITS) dan E-Learning
Intelligent Tutoring Systems (ITS)
Kebutuhan akan penggunaan
kecerdasan
buatan semakin meningkatseiring dengan besarnya
manfaat yang didapatkan. Intelligent Tutoring System (ITS) merupakan satu tipe dari sistem kecerdasan buatan yangmenangani masalah pembelajaran atau pelatihan. Keuntungan utama digunakannya ITS ini
dibandingkan dengan metode yang sering digunakan adalah terciptanya suatu
pembelajaran yang lebih efektif.
Dalam hal ini pengguna dituntut tidak hanya
memberikan jawaban-jawaban dari permasalahan yang ada dengan benar saja, namun
dengan efektif pula, sesuai dengan solusi optimal yang diciptakan oleh
sistem kecerdasan buatan yang ada. Sehingga akan membantu user di dalam pembelajaran masalah dengan sangat baik. ITS yang
mana didalamnya memuat suatu metode dari sistem kecerdasan buatan akan
menghasilkan suatu solusi yang optimal dari
permasalahan yang ada. Berdasarakan solusi optimal tersebut, jawaban
langkah-langkah yang telah diinputkan akan dibandingkan. Kemudian dengan
menggunakan algoritma yang ada, akan dihasilkan suatu keluaran apakah jawaban
yang diinputkan sudah efektif atau masih belum.
ITS juga memberikan suatu keluaran berupa evaluasi dari pembelajaran yang dilakukan oleh pengguna, dimana acuan yangdidapatkan diperoleh
pada saat pengguna melakukan uji coba. Konsep ITS tidak
hanya berguna untuk menyelesaikan masalah saja namun jugaberguna sebagai suatu sistem yang memberikan evaluasi atau saran kepada pengguna di dalam menyelesaikan masalah. dalam proses pembelajaran, ITS dapat menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang ada. Pada implementasinya, pemilihan metode pembelajaran akan mempengaruhi jenis teknologi apa
yang nantinya akan
digunakan pada ITS tersebut.
ITS memiliki begitu
banyak efektivitas bagi para pelajar, terutama dalam mengenal dan membiasakan
diri dengan dunia teknologi dan alat pembelajaran yang modern. Tetapi
sepertinya, metode ini belum cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena ITS tentunya hanya dapat disediakan untuk sekolah-sekolah yang elit, yang sudah memiliki kemampuan untuk menyediakan sarana pembelajaran ini. Sedangkan seperti yang kita lihat,
sekolah-sekolah di Indonesia belum seluruhnya memiliki kemampuan yang cukup dalam menyediakan sarana ini. Seharusnya, program ini sudah diberlakukan untuk seluruh sekolah di Indonesia agar seluruh pelajar di Indonesia tidak akan canggung lagi
saat berhadapan dengan teknologi khususnya komputer di masa-masa yangakan datang. Sebenarnya ini adalah tanggungan pemerintah untuk memajukan pendidikan dan pengetahuan umum
para generasi muda di Indonesia. Semoga di
masa-masa yang akan datang, pemerintah sudah sanggup
untuk menyediakan program ini untuk seluruh sekolah di!ndonesia.
E-Learning
Pengertian E-Learning
proses pembelajaran yang berbasis elektronik.
Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer.
Dengan dikembangkannya di jaringan komputer
memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian
e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning
ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa
dilakukan lebih banyak waktu.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah
untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran
lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah e-learning lebih
tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar
mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet .
E-learning ini
sendiri mempunyai beberapa karakteristik yang terdiri dari:
1.
Memanfaatkan jasa
teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta didik, peserta didik dan
peserta didik, ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan
relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2.
Memanfaatkan
keunggulan komputer (media digital dan jaringan komputer).
3.
Menggunakan bahan
ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di komputer sehingga dapat
diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan
membutuhkannya.
4.
Memanfaatkan
jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di
komputer.
Dengan demikian, e-learning itu dapat
diartikan sebagai suatu sistem dalam pembelajaran yang mengacu pada penggunaan
teknologi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan
karakteristik-karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi, memanfatkan
keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan
memanfaatkan jadwal belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta memberikan
fasilitas yang dapat diakses oleh pengajar dan peserta didik/mahasiswa secara
pribadi.
Komponen e-learning
Komponen yang membentuk e-learning
adalah:
a. Infrastruktur
e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan
yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa
·
Personal Computer
((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi, jaringan komputer (yakni,
kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau
perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi
tertentu,
·
internet
(merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai
komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia dan
·
perlengkapan
multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang
terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara
terintegrasi. Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak
jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara
geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan synchronous learning
yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang
mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
b. Sistem dan
aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering
disebut dengan Learning Management System (LMS), yang merupakan sistem
perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional
untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas
dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan, misalnya,
segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti
bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem
penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan
internet.
c. Konten
e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan
ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning Management System). Konten dan
bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based Content (konten
berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang
memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau
Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada
di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning
Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun
dan dimana pun.
Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan
e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional,
yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa) yang
menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses
belajar mengajar.
Karakteristik e-Learning
Berikut ini
adalah karakteristik e-Learning :
1.
Daya tangkap
siswa terhadap materi pembelajaran tidak tergantung kepada instruktur/guru,
karena siswa mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar
yang disampaikan melalui interface situs web;
2.
Sumber ilmu
pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap
orang. Hal ini dikarenakan sifat media Internet yang mengglobal dan bisa
diakses oleh siapapun yang terkoneksi ke dalamnya;
3.
Pengajar/lembaga
pendidikan berfungsi sebagai mediator/pembimbing;
4.
Diperlukan sebuah
restrukturisasi terhadap kebijakan sistem pendidikan, kurikulum dan manajemen
yang dapat mendukung pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
pendidikan secara optimal.
Empat karakteristik di atas merupakan hal yang
membedakan e-learning dari kegiatan pembelajaran secara konvensional.
Dalam e-learning, daya tangkap peserta didik terhadap materi pembelajaran
tidak lagi tergantung kepada instruktur/pengajar, karena peserta didik
membangun sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan
melalui aplikasi e-learning. Dalam e-learning pula, sumber ilmu
pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap
orang.
Model-model
e-Learning
a.
Web-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Web)
Pembelajaran
berbasis web merupakan “sistem pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi
informasi dan komunikasi dengan antarmuka web”. Dalam pembelajaran berbasis
web, peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran secara online melalui
sebuah situs web. Merekapun bisa saling berkomunikasi dengan rekan-rekan atau
pengajar melalui fasilitas yang disediakan oleh situs web tersebut.
b.
Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Komputer)
Secara
sederhana, pembelajaran berbasis komputer bisa didefinisikan sebagai kegiatan
pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan
sebuah sistem komputer.
c.
Virtual Education (Pendidikan Virtual)
istilah
pendidikan virtual merujuk kepada suatu kegiatan pembelajaran yang
terjadi di sebuah lingkungan belajar yang mana pengajar dan peserta didik
terpisah oleh jarak dan/atau waktu. Pihak pengajar menyediakan materi-materi
pembelajaran melalui penggunaan beberapa metode seperti aplikasi LMS,
bahan-bahan multimedia, pemanfaatan internet, atau konferensi video. Peserta didik
menerima mater-materi pembelajaran tersebut dan berkomunikasi dengan
pengajarnya dengan memanfaatkan teknologi yang sama.
d.
Digital Collaboration (Kolaborasi Digital)
Kolaborasi
digital adalah suatu kegiatan di mana para peserta didik yang berasal dari
kelompok yang berbeda (kelas, sekolah atau bahkan negara bekerja) bersama-sama
dalam sebuah proyek/tugas, sambil berbagi ide dan informasi dengan seoptimal
mungkin memanfaatkan teknologi internet.
Kelebihan dan kekurangan e-Learning.
Manfaat pemanfaatan e-Learning
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
·
Fasilitas e-moderating, yakni guru dan siswa
dapat saling berkomunikasi melalui internet tanpa dibatasi oleh jarak, ruang,
dan waktu.
·
Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang
terstruktur dan terjadwal, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa
jauh bahan ajar dipelajari.
·
Siswa dapat me-review bahan belajar setiap saat,
karena bahan belajar tersebut berada di komputernya.
·
Tambahan informasi terkait dengan bahan yang
dipelajari akan mudah didapatkan melalui internet.
·
Guru dan siswa dapat melakukan diskusi melaui
internet dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga diperoleh ilmu dan wawasan
yang luas.
·
Peran siswa menjadi aktif dan mandiri.
Sedang kekurangan dari e-Learning meliputi:
·
Kurangnya interaksi antara siswa dengan guru
atau sesame siswa. Sehingga dapat memperlambat terjadinya values dalam
pembelajaran.
·
Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan
daripada pendidikan.
·
Berubahnya peran guru yang semula menguasai
teknik pembelajarab konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang berbasis ICT (Information and Comunication Technology).
·
Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar
tinggi, cenderung gagal.
·
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
atau jaringan.
·
Kurangnya tenaga yang mengetahui dan menguasai
internet.
·
Kurangnya personil dalam hal penguasaan
pemrograman komputer.